Antara aktivitas keseharian, pekerjaan, interaksi hingga subyektifitas pemikiran atau idealisme diri bakal tersaji dan memiliki cerita tersendiri, yang bisa bertautan satu sama lain atau malah kontras sama sekali, dan sering membuat kita mengenyitkan dahi, tapi begitulah adanya, tak perlu mencari dan mengejar suspect dari tiap tiap kejadian, tetapi mungkin bakal lebih baik apabila diterima dengan baik dan dijadikan suatu babak dari perjalanan dan menjadi tumpuan untuk mencari jalan lain, just a part of an ascent to the summit

postingan pertama ||

Blog baru lagi.. seperti biasanya alasan yang selalu saya pakai adalah “memang nikmat bikin blog” hehe..

‘Bikin blog’ bukan berarti ‘ngeblog’ lho, ngeblog itu variatif dan cenderung kompleks, dari utak atik tag bahasanya, html xml sampai php mungkin, hingga mosting dan maintain isi ceritanya.

Lha kalau bikin blog?


Cuma bikin aja, bahasa web seadanya, mosting sesuka hati, maintain jangan tanya, syukur kalau bisa bertahan 5 postingan haha..

Lho nanti gak banyak yang komen..?


Biar sajalah, katanya ngeblog itukan ‘memaparkan’ sampah dari hati..? buat apa sampah dikomentari? toh ini kan Cuma ngisi server saja, kasihan providernya kalo beli server nggak ada yang ngisi.. ya gak

Syukur kalo ada yang baca dan bertahan untuk berbagi sampah dengan saya.

Berbicara judul dan sub judul di blog ini, sampah yang saya tampung ini saya batasi seperti anda memilah sampah kering dengan sampah basah. untuk sampah yang lain? Ya ada di tempat sampah sebelah.

Berbicara sampah, dalam konteks blogging tentunya, sama halnya mencurahkan isi pikiran, dari yang serius curhat sampai yang iseng mumpung dapat gratisan bandwith. semua tercurah namun jelas semampunya saja, sebatas tertransfer ke tangan untuk menekan tuts keyboard, karena memang kemampuan untuk membahasakan isi pikiran selalu berbeda setiap individunya.

Di sini saya coba share tentang hal hal yang enteng saja, namun enteng itu tentunya subyektif ke saya, toh saya yang membuat. ya nggak..? ketika yang saya katakan enteng itu menjurus ke hal hal yang diluar batas, entah batas pemahaman atau batas kesusilaan, janganlah sungkan untuk menegur, karena seperti yang saya katakan tadi, bahasa selalu berbeda untuk tiap individunya, dan tentunya bukan dengan alasan ini saya mengelak.. klise itu.. saya akan coba melihat ke dalam dan kembali merefleksikan kebahasaan saya dengan hal yang lebih dapat diterima. ibarat kata ketika saya membuang sampah basah ke tempat sampah kering, oleh keterlenaan atau bahkan kesengajaan.

Ok sementara segini dulu, sekian cek templatenya nih.. sudah nyaman belum..?

otentik dari landië @ 11.08,

0 bisa ya bisa nggak..

Posting Komentar

<< Balik ke atas